Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
Gangguan identitas disosiatif, atau DID, adalah kondisi mental yang ditandai dengan keberadaan dua atau lebih identitas atau kepribadian yang berbeda-beda di dalam satu individu. Kondisi ini dahulu dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda dan sering dianggap sebagai salah satu bentuk kelainan kepribadian. Namun, seiring perkembangan penelitian dan pengobatan, DID saat ini diakui sebagai sebuah kondisi terpisah yang unik.
Penyebab Gangguan Identitas Disosiatif
Penyebab pasti dari gangguan identitas disosiatif masih belum diketahui. Namun, para ahli berhipotesis bahwa kondisi ini terkait dengan trauma masa kecil, terutama trauma seksual. Penderita DID sering kali memiliki pengalaman masa kecil yang sangat traumatis, seperti kekerasan fisik, pelecehan seksual, atau penganiayaan psikologis. Pengalaman-pengalaman ini dapat menyebabkan individu mengalami disosiasi atau pemisahan dari pengalaman traumatik tersebut, dan identitas baru muncul sebagai cara untuk mengatasi dan melindungi diri dari pengalaman-pengalaman tersebut.
Gejala Gangguan Identitas Disosiatif
Gejala-gejala gangguan identitas disosiatif meliputi:
Kepribadian berganti-ganti
Penderita DID memiliki dua atau lebih identitas atau kepribadian yang berbeda. Kepribadian tersebut dapat memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda-beda, seperti pola bicara, preferensi makanan, dan gaya berpakaian yang unik.
Kesulitan mengingat
Penderita DID seringkali mengalami kesulitan mengingat kejadian-kejadian penting dalam hidup mereka, terutama saat identitas yang berbeda-beda tersebut muncul. Hal ini dapat disebabkan oleh disosiasi atau pemisahan dari pengalaman traumatis masa lalu.
Gangguan kecemasan dan depresi
Penderita DID sering mengalami gangguan kecemasan dan depresi yang parah, terutama saat identitas-identitas yang berbeda-beda tersebut muncul dan berinteraksi satu sama lain.
Gangguan hubungan sosial
Kepribadian yang berbeda-beda pada penderita DID dapat mempengaruhi hubungan sosial mereka. Penderita dapat merasa kesulitan dalam mempertahankan hubungan yang stabil dan bermakna dengan orang lain.
Pengobatan Gangguan Identitas Disosiatif
Pengobatan gangguan identitas disosiatif melibatkan terapi psikologis jangka panjang dan konsisten. Terapi dapat membantu individu mengenali dan memahami pengalaman traumatis masa lalu mereka, dan belajar untuk mengatasi dan mengelola identitas yang berbeda-beda tersebut.
Berikut ini adalah beberapa jenis terapi yang biasa digunakan untuk mengatasi gangguan identitas disosiatif:
Terapi Integratif atau Integrative Therapy
Terapi integratif mengkombinasikan beberapa metode terapi, seperti terapi kognitif, terapi perilaku, terapi humanistik, dan terapi psikodinamik. Terapi ini bertujuan untuk membantu pasien memahami perasaan dan pikiran mereka yang terkait dengan pengalaman trauma dan kecemasan, serta memberikan dukungan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatasi gangguan identitas disosiatif.
Terapi Dukungan atau Supportive Therapy
Terapi dukungan atau supportive therapy bertujuan untuk memberikan dukungan dan pemahaman pada pasien mengenai pengalaman mereka. Terapi ini membantu pasien untuk merasa lebih aman dan nyaman dalam berbicara mengenai pengalaman trauma dan kecemasan yang dialaminya. Terapi dukungan juga membantu pasien untuk mengembangkan keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk memperbaiki hubungan interpersonal.
Terapi EMDR atau Eye Movement Desensitization and Reprocessing
Terapi EMDR atau Eye Movement Desensitization and Reprocessing adalah terapi yang bertujuan untuk membantu pasien mengatasi emosi yang berkaitan dengan pengalaman traumatis. Terapi ini melibatkan gerakan mata dan pikiran yang terkait dengan peristiwa traumatis yang dialami pasien. Terapi EMDR biasanya dilakukan oleh seorang terapis yang sudah terlatih dalam teknik ini.
Terapi Hipnosis atau Hypnotherapy
Terapi hipnosis atau hypnotherapy melibatkan penggunaan sugesti yang bertujuan untuk mengubah pikiran dan perilaku pasien. Terapi ini dapat membantu pasien mengubah cara berpikir dan merespons peristiwa traumatis, serta mengatasi kecemasan dan gejala fisik yang terkait dengan gangguan identitas disosiatif.
Terapi Kognitif atau Cognitive Therapy
Terapi kognitif atau cognitive therapy bertujuan untuk membantu pasien mengenali pola pikir yang tidak sehat dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih sehat. Terapi ini dapat membantu pasien mengatasi kecemasan dan depresi yang sering terjadi pada penderita gangguan identitas disosiatif.
Terapi Perilaku atau Behavioral Therapy
Terapi perilaku atau behavioral therapy bertujuan untuk membantu pasien mengubah perilaku yang tidak sehat dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah emosional. Terapi ini dapat membantu pasien mengatasi gejala fisik yang terkait dengan gangguan identitas disosiatif, seperti sakit kepala, sakit perut, dan masalah pencernaan.
Terapi yang digunakan untuk mengatasi gangguan identitas disosiatif harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan dapat berbeda-beda untuk setiap individu. Penting untuk mencari bantuan dari seorang profesional yang berpengalaman dalam mengatasi gangguan identitas disosiatif agar terapi yang diberikan dapat efektif dan membantu pasien untuk pulih dari gangguan tersebut.
Ketika terapi berhasil, seseorang dengan gangguan identitas disosiatif dapat memperoleh perasaan kesatuan dan kestabilan dalam dirinya. Mereka dapat merasa lebih kuat dalam menghadapi pengalaman traumatis yang terjadi dalam kehidupan mereka.
Karena sulitnya diagnosis dan pengobatan gangguan identitas disosiatif, penting bagi seseorang yang mengalami gejala-gejala yang terkait dengan gangguan ini untuk mencari bantuan profesional sejak dini. Terapi yang tepat dapat membantu memperbaiki kualitas hidup dan kesejahteraan psikologis seseorang.